Muratara – Polemik pelarangan wartawan meliput pelantikan pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) kian melebar. Setelah permintaan maaf dari Kasat Pol PP Muratara atas tindakan anggotanya, kini beredar tangkapan layar percakapan WhatsApp yang memicu kemarahan insan pers, selasa 3 juni 2025.
Dalam tangkapan layar tersebut, akun WhatsApp dengan nama “Ka Angkut Damkar” menulis pesan bernada melecehkan profesi wartawan:
“Dila maek… e yg namo wartawan tu… dibaek awak… jadi kebun terong e… di jat awak… celako.”
Pernyataan tersebut diduga kuat ditujukan kepada wartawan yang meliput peristiwa pelantikan dan mempermasalahkan larangan masuk ke lokasi acara. Kalimat itu dinilai sebagai bentuk intimidasi dan pelecehan terhadap profesi jurnalis.
Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Muratara mengecam keras isi pesan tersebut.
“Pernyataan itu sangat tidak pantas dan melecehkan profesi kami. Ini bukan hanya ucapan, tapi bisa ditafsirkan sebagai bentuk pelecehan dan mencemaran nama baik wartawan. Kami minta pimpinan instansi terkait memberi sanksi tegas kepada yang bersangkutan,” ujar Ketua SMSI Mahmud.
Selain itu Aliansi Pemuda Silampari Bersatu (APSB) mendesak Bupati Muratara dan Kepala Satpol PP untuk segera menindak tegas oknum tersebut dan menyampaikan klarifikasi resmi.
“Ini bukan perkara sepele. Perkataan seperti itu memperburuk hubungan antara institusi pemerintah dan media. Kalau dibiarkan, ini akan menjadi preseden buruk,” tegas aktivis APSB, Alam Budi Kusuma.