Elpublika.com- Aksi unjuk rasa yang dipimpin langsung oleh Kepala Desa Belani, Shandy Hermanto, terhadap PT. Barasentosa Lestari (PT.BSL) pada rabu 9 april 2025 di Desa Belani menuai polemik.
Dalam aksi tersebut, sebanyak 20 tuntutan dilayangkan masyarakat, salah satunya mendesak PT.BSL untuk bertanggung jawab atas hutang PT. Bintang Sukses Energi (PT.BSE) kepada eks karyawannya, meskipun secara hukum dan struktur perusahaan, PT.BSE hanyalah mitra kerja PT.BSL dan tidak memiliki keterkaitan langsung dengan persoalan internal tersebut.
Bahkan sebelumnya, Shandy Hermanto juga sempat meminta perusahaan lain yang tidak terkait, PT. Sunindo Kookmin Best Finance (PT.SKBF), untuk menyelesaikan hutang yang bukan tanggung jawabnya.
Lebih lanjut, Kepala Desa juga mengeluarkan pernyataan kontroversial dengan meminta agar semua warga yang ingin bekerja di PT.BSL dan PT.Petrosea harus mengantongi rekomendasi darinya, sebuah sikap yang dinilai membuka peluang praktik tidak sehat dalam proses perekrutan tenaga kerja.
Di tengah memanasnya situasi, Bupati Muratara H. Devi Suhartoni turut hadir merespons aksi tersebut. Dalam pernyataannya, ia menekankan pentingnya memahami batas hukum, etika, serta hak dan kewajiban masing-masing pihak.
“Saya hadir disini sebagai peemrintah, saya sudah menjalankan apa yang diharapkan masyarakat. Namun kita semua harus sadar walaupun saya sebagai bupati, semuanya ada batas yaitu batasan UU, batas etika dan batas hak orang lain,”sampainya.
Saya mengerti kalian butuh kerja, saya sudah panggil perusahaan dan mereka bilang sudah berusaha bertahap akan kita terima dan bapak juga harus fahami juga dan saya juga mantan orang perusahaan juga memahami bahwa tidak semua bisa diterima karena jumlahnya terbatas, persyaratannya juga ada,jelas Bupati.
Bupati juga menduga adanya pihak yang sengaja memprovokasi aksi tersebut dan meminta aparat bertindak tegas.
“Disini pasti ada provokator, pasti ada provokator, untuk kepolisian segera panggil provokator itu, jika tidak bisa diajak baik-baik jebloskan ke penjara,” tegasnya.
Di sisi lain, PT. Barasentosa Lestari melalui External Relation, Khawali, menyatakan bahwa pihak perusahaan akan terus berupaya menerima tenaga kerja lokal secara bertahap sesuai kebutuhan, terutama di sektor nonskil.
“Bertahap baik itu skill maupun non skil, bahkan program skill up yang harusnya baru akan dimulai di semester ke 2 tahun 2025 ini, sudah bertahap dimulai seperti ex operator DT naik menjadi operator HD,”jelas khawali.
Yang jelas PT.BSL tetap berkomitmen untuk mendukung masyarakat serta berkontribusi terhadap masyarakat Muratara terutama lingkar tambang,tegasnya.
(Elda Elian Calav)